HAKIKAT
PERBUATAN BELAJAR BAGI SISWA
Makalah
ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen
Pengampu Dra. Hj.Nurwahyumiani,M.A
Di
sususn oleh:
Lilik
Dian Novitasari
Npm:
11144600069
A2-11
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
2012
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmatnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan yang bertemakan “Belajar” dan penulis memilih Judul “Hakikat Perbuatan Belajar pada Siswa” sebagai bahan bacaan untuk
pembaca agar dapat memahami tentang ruang lingkup belajar dan seisinya bagi
anak. Fenomena yang terjadi saat ini adalah semakin meningkatnya ilmu pegetahuan
baik dibidang tekhnologi maupun informasi sehingga menuntut agar generasi yang
selanjutnya tidak akan tertinggal dan mampu bersaing dengan kemampuan yang
dimiliki. Fenomena tersebut juga menuntut agar guru dan orang tua harus
berperan aktif dalam mencapai tujuan pendidikan bagi anak sebagai generasi
penerus. Namun meskipun demikian, belajar tidak hanya untuk mengejar peningkatan
di zaman globalisasi semata, tetapi belajar adalah sebagai tujuan pendidikan
yang seutuhnya sebagai dasar dan acuan utuk kehidupan yang lebih baik.
Oleh
karena itu, makalah ini disusun agar pembaca dapat mengambil hikmah dan memetik
informasi yang baik sehingga dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan
sehari- hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalugus menjadi
acuan sebagai bahan untuk informasi yang baik.
Yogyakarta, 28
Desember 2011
Penulis
ii
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
.................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................. ii
Daftar Isi
............................................................................................ iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan
Masalah ..................................................................... 1
C. Tujuan
........................................................................................ 1
BAB II
INTI
A. Pengertian
belajar ...................................................................... 2
B. Jenis-
jenis perbuatan belajar .................................................... 3
C. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pebuatan belajar ............... 4
D. Karakteristik
belajar anak SD .................................................... 5
E. Minat
belajar pada siswa ........................................................... 6
F. Ciri-ciri
siswa berminat dalam belajar ........................................ 7
G. Dampak
siswa yang kurang berminat dalam belajar................ 7
H. Karakteristik
anak yang kesulitan dalam belajar ....................... 7
I. Pemecahan
kesulitan belajar .................................................... 8
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
............................................................................... 9
B. Saran
........................................................................................ 9
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Belajar
adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam
setiap penyelenggaraan jenjang pendidikan. Pernyataan tersebut berarti bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses
belajar yang dialami anak, baik ketika di dalam sekolah maupun di lingkungan
keluarga. Oleh karena itu pemahaman mengenai segala aspek belajar harus mutlak
dipahami oleh para pendidik khususnya guru sehingga akan memperkecil akan
kurang bermutunya hasil pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik atau
anak.
Dalam
makalah ini akan membahas tentang belajar yang sesuai agar pendidikan yang
sejak kecil ditanamkan dapat menjadi hasil dalam proses pencapaian pendidikan
dan membuahkan generasi yang patut untuk dibanggakan. Belajar merupakan faktor
yang paling mendasar untuk kehidupan manusia, karena tanpa belajar manusia tak
akan bisa apa-apa. Semua orang pasti mengalami fase belajar baik dalam sekolah
maupun dalam keluarga atau lingkungan sehingga dari belajar tersebut dapat
mempengaruhi seseorang tersebut meskipun sekecil apapun.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
definisi belajar?
2. Faktor-
faktor apa sajakah yang mempengaruhi belajar?
3. Apa
sajakah jenis-jenis belajar?
4. Bagaimanakah
karakteristik belajar anak sekolah dasar?
5. Bagaimanakah
minat belajar siswa?
6. Faktor-faktor
apa yang menyebabkan kesulitan belajar?
C.
Tujuan
1. Agar
calon pendidik dapat mengerti tentang proses pencapaian belajar.
2. Pendidik
dapat memahami tentang arti belajar.
3. Meminimalisisr
akan terjadinya kekeliruan dan kesalahan persepsi terhadap peserta didik.
4. Untuk
meningkatkan mutu dari hasil pembelajaran yag dicapai peserta didik.
1
BAB
II
INTI
A.
Pengertian Belajar
Belajar
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan untuk mengubah perilaku dari tidak tahu
menjadi tahu. Sebagian orang beranggapan
bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta
yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang
beranggapan demikian biasanya akan bangga ketika anak-anaknya telah mampu
menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang
terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru. Sedangkan menurut
Skinner (1985) berpedapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tigkah laku yang berlangsung secara progresif. Sehingga ia percaya
bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia
diberi penguat (reinforcer). Menurut
Hintzman dalam bukuya The Psychology of Learning
and Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi
dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yag dapat
mempengaruhi tigkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman,
perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan
belajar apabila mempengaruhi organisme lain. ( Psikologi
Pendidikan hal: 90)
Proses
belajar adalah proses individu mengubah tigkah lakunya dalam upaya memenuhi
kebutuhannya. Hal ini mengandung arti bahwa individu akan mengalami kegiatan
belajar apabila ia menghadapi situasi kebutuhan. Namun tidak semua kebutuhan
harus mengalami proses belajar seperti halnya kebutuhan yang dipenuhi dengan
refleks misal bayi akan menangis secara reflek apabila ia merasa lapar.
Menangis merupakan insting yang sudah ada sejak lahir sebagai respons terhadap
adanya kebutuhan lapar. Dalam kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara
refleks atau kebiasaan maka individu tersebut harus memenuhi kebutuhannya
melalui proses belajar agar memperoleh tingkah laku yang baru. Misalnya seorang
pelajar harus mempelajari sebuah informasi yang diperlukan untuk menjawab suatu
pertanyaan yang ditulis menggunakan bahasa Inggris. Pertanyaan tersebut tidak
dapat dijawab menggunakan refleks atau kebiasaan, sehingga ia harus melakukan
proses belajar terlebih dahulu agar dapat menjawab pertanyaan yang disediakan.
Jadi, proses belajar akan terjadi apabila individu menghadapi situasi kebutuhan
yang tidak dapat dipenuhi denga instinck
atau kebiasaan. Adanya kebutuhan akan mendorong individu untuk mengkaji tingkah
laku yang ada dalam dirinya, apakah dapat memenuhi kebutuhan atau tidak.
Apabila tidak maka ia harus memperoleh tingkah laku yang baru dengan proses
belajar. (Kapita Selekta Kependidikan SD Hal: 8.10)
Contoh
perbuatan belajar yakni: seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari
ayahnya, lalu ia mencoba memainkan mobil-mobilan tersebut dengan cara memutar
kuncinya dan meletakkannya pada suatu
2
3
permukaan
atau dataran. Perilaku “memutar” dan “ meletakkan” tersebut merupakan respons
atau reaksi atas rangsangan yang timbul pada mainan tersebut.
B.
Jenis- jenis Perbuatan Belajar
Dalam
proses belajar dikenal dengan adanya perbedaan baik dalam aspek materi dan
metode maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan.
Jenis-jenis perbuatan belajar dalam pendidikan terjadi karena adanya kebutuhan
hidup manusia yang bermacam-macam pula. Berikut macam macam jenis belajar:
1. Belajar
Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang
menggunakan cara-cara berpikir abstrak dengan tujuan memperoleh pemahaman dan
pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Misalnya belajar matematika, kimia,
kosmografiastronomi dll.
2. Belajar
Keterampilan
Adalah belajar dengan menggunakan
gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan
otot-otot dengan tujuan agar dapat menguasai keterampilan jasmaniah tertentu.
Misalnya belajar olahraga, musik, menari, melukis dll.
3. Belajar
Sosial
Yakni pada dasarnya adalah belajar memahami
masalah-masalah dan tekhnik untu memecahkan masalah tersebut dengan tujuan
untuk menguasai pemahaman kecakapan dalam memecahkan masalah- masalah sosial
seperti keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok dan masalah yang
bersifat kemasyarakatan.
4. Belajar
Pemecahan masalah
Yakni pelajar menggunakan metode-metode
ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis,teratur, dan teliti dengan tujuan
memperoleh kemampuan kognitif utuk memecahkan masalah secara rasional,lugas dan
tuntas.
5. Belajar
Rasional
Yakni belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir
secara logis dan rasional (sesuai akal sehat) degan tujuan memperoleh
anekaragam kecakapan menggunakan prinsip dan konsep-konsep.
6. Belajar
Kebiasaan
Yakni proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan
baru atau perbaikan kebiasaan lama dengan tujuan agar memperoleh sikap dan
kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif.
7. Belajar
Apresiasi
Yakni belajar mempertimbangkan arti penting
nilai suatu objek dengan tujuan agar memperoleh dan mengembangkan ranah rasa
4
dan menghargai secara tepat, misalnya apresiasi
siswa dalam hal seni baca tulis.
8. Belajar
Pengetahuan
Yakni belajar dengan cara melakukan
penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu dengan tujuan agar
siswa memperoleh atau menambah informasi yang biasaya lebih rumit dengan menggunakan
kiat khusus dalam mempelajarinya. Misal dengan menggunakan alat laboratorium
dan alat lapangan. (Psikologi Pendidikan hal:
124)
C.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perbuatan
Belajar
1. Faktor
Internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
siswa yang meliputi:
a. Aspek
Fisiologis
Aspek fisiologis yaitu
mencakup aspek jasmani seseorang. Kondisi jasmani yang sehat dan bugar dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran.
Sehingga agar jasmani siswa tetap bugar, siswa sangat dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi. Kondisi organ siswa seperti tingkat
kesehatan indera juga akan sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap
informasi.
b. Aspek
Psikologis
Aspek Psikologis siswa dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas pemerolehan pembelajaran siswa, namun diantara
faktor-faktor rokhaniah pada umumnya yang dipandang lebih esensial dari siswa
meliputi: intelegensi siwa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motibasi
siswa.
2. Faktor
Eksternal
a. Lingkugan
Sosial
Lingkungan sosial seperti sekolah, guru,
tema-teman dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Selanjutnya yang termasuk
lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
permainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sekitar yang
berkondisikan masyarakat kumuh dan banyak geladangan akan mempengaruhi
aktivitas belajar siswa karena ia akan sulit menemukan teman teman belajar dan
berdiskusi atau meminjam alat-alat tertentu.
b. Ligkungan
Non Sosial
Yang termasuk lingkungan non-sosial adalah
gedung sekolah dan letaknya, tempat tingal siswa dan letaknya, alat belajar,
keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut
akan mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.
5
Misalnya kondisi rumah yang sempit dan
berantakan akan membuat siswa tersebut malas dalam belajar karena ketersediaan
tempat belajar yang kurang nyaman.
D.
Karakteristik Belajar Anak Sekolah Dasar
1. Bentuk
Dasar Belajar
a. Generalisasi
adalah suatu proses pemberian respons terhadap sesuatu rangsangan yang memiliki
kesamaan dengan rangsangan yang pernah dipelajari.
b. Diskriminatif
yakni suatu proses mengenal perbedaan antar satu dengan yang lainnya yang
memiliki kesamaan.
c. Pembentukan yakni
suatu proses secara bertahap dalam pembentukan perilaku yang dikehendaki,
misalnya pada awal masuk sekolah,anak belum mengetahui perilaku apa yang harus
mereka lakukan. Secara bertahap melalui petunjuk guru, peniruan kepada
kawan-kawannya, sehigga anak memahami apa yang harus dilakukannya.
d. Penghapusan yaknihilangnya secara bertahap suatu respons
yang tidak sesuai dengan suatu rangsangan.
2. Dari
Konkret ke Abstrak
Pada kelas awal (usia 4-7 tahun) anak SD
belajar dengan cara berpikir intuitif, yaitu cara berpikir yang ditandai dengan
persepsi dan pengamatan bukan karena kegiatan mental. Anak akan menyatakan apa
yang ia tahu atau apa yang ia amati bukan logika yang sebenarnya. Saat (uisa
7-11 tahun) cara belajar didasari oleh
pengembangan berpikir yang bersifat konkret operasional, artinya anak mampu
melakukan proses berpikir pada taraf konkret. Konsep-konsep yang dipelajari
anak hendaknya disertai dengan hal-hal yang bersifat konkret melalui contoh.
3. Dari
Keseluruha Ke Bagian-bagian
Yaitu pengenaan anak dengan proses yang
dimulai dari pengenalan keseluruhan menuju kepengealan bagian-bagian. Dikelas
rendah hal-hal yang dipelajari anak adalah hal-hal yang secara keseluruha
sehingga pembagian menurut mata pelajaran yang terpisah antara satu dengan yang
lainnya belum tepat dilaknsanakan. Kemudian di kelas selanjutnya baru secara
bertahap diadakan pembagian mata pelajaran secara terpisah, tetapi masih harus
ada keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
4. Dari
Sederhana Ke Kompleks
Karakteristik anak sekolah dasar dimulai dari
hal-hal yang sederhana, kemudian berkembang ke hal-hal yang lebih kompleks.
Pada kelas awal siswa belajar tentang materi dan cara pengajaran yang sederhana
kemudian dikembangkan ke tahap-tahap yang lebih kompleks.
6
5. Lingkungan
yang Makin Meluas
Masuknya anak ke sekolah menjadikan mereka
mendapati lingkungan baru yang sebelumnya hanya berada dalam lingkungan
keluarga. Saat mulai masuk mereka saling mengenal teman sebayanya, guru dll,
sehingga mendapati pembelajaran dari lingkungan.
6. Belajar
dan Bermain
Bermain
merupakan salah satu sisi kehidupan anak secara keseluruhan. Bermain memberikan
kesenangan bagi anak, oleh karena itu anak akan memperoleh kemajuan dalam
proses pengembangannya melalui bermain. Dalam bermain anak akan belajar aturan,
belajar bergaul, dan mengembangkan kreatifitas. Sehingga proses pembelajaran
disekolah harus disertai dengan permainan yang menyenangkan. Sehingga anak
tidak mengalami kejenuhan, dan bersemangat dalam belajar. (Kapita Selekta Kependidikan SD)
E.
Minat Belajar pada Siswa
Minat
berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang
besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan
belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat. Menurut
Hilgard (1977 :19) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut:
minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus
yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan. Menurut Slameto
(2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan
terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih
lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan
tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat
secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan
perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat
melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu
perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik
kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses
pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami
apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.
7
Sedangkan
yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini adalah suatu kemampuan umum
yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal yang dapat
ditunjukkan dengan kegiatan belajar.
F.
Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar
Menurut
Slameto (2003 :58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Mempunyai
kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari
secara terus menerus.
2. Ada
rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3. Memperoleh
suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan
pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
4. Lebih
menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
5. Dimanifestasikan
melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
G.
Dampak Siswa yang Kurang Berminat dalam
Belajar
Berdasarkan
hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat
mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar. kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang
tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru. (Slameto, 1995).
Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar apabila guru tidak memenuhi syarat
sebagai seorang pendidik. (Ladjid, 2005 : 114) Misal jika seorang siswa
mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun
sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang
sedang diajarkan biasanya dia malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan
siswa yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan,
maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini
tentu mempengaruhi hasil belajarnya sehingga siswa akan mengalami kesulitan
dalam belajar. (Kartono, 1995)
H.
Karakteristik anak yang kesulitan dalam belajar
adalah :
1. Hiperaktif
2. Gangguan
perseptual motor
3. Labilitas
emosional
4. Kurang
adanya miat dalam belajar
5. Kekurangan koordinasi umum
6. Gangguan
perhatian (distrachibility)
7. Impulsivitas
8. Gangguan
memori dan berfikir
9. Gangguan
bicara dan pendengaran
8
10. Problema akademik khusus
11. Adanya
tanda-tanda gangguan neurologis yang samar-samar (equivocal neurological signs)
I.
Pemecahan Kesulitan Belajar
Banyak
alternatif yang dapat digunakan guru dalam mengatasi kesulitan dalam belajar
siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru diharapkan
melakukan beberapa langkah penting yaitu:
1. Menganalisis
hasil diagnosis, yaki menelaah bagian- bagian masalah dan hubungan atarbagian tersebut
untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi
siswa.
2. Mengidentifikasi
dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan.
3. Menyusu
program perbaikan, khususnya program remedial
teaching (pengajaran perbaikan).
4. Melaksanakan
program perbaikan. (Psikologi Pendidikan hal:176)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hakikat
proses belajar bertitik tolak dari suatu konsep bahwa merupakan perubahan
perbuatan melalui aktivitas fisik,praktik dan pengalaman. Dua faktor utama yang
menentukan proses belajar adalah hereditas dan lingkungan. Hereditas adalah
pembawaan sejak lahir seperti bakat, minat, abilitas dan intelegensi. Sedangkan
faktor lingkungan yaang paling berpengaruh adalah orang dewasa sebagai unsur
manusia yang menciptakan lingkungan, yakni guru dan orangtua.
B.
Saran
Sebagai
orang dewasa kita harus memperhatikan dan
memahami kebutuhan belajar anak. Sehingga anak dapat mencapai kebutuhan yang
sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan baik.
9
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik ,Oemar.2007. Psikologi
Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
H.M.Surya.dkk.2008. Kapita Selekta Kependidikan SD.Jakarta:
Universitas Terbuka
Syah, Muhibbin.2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Asrori Mohammad, 2007.
Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima
Soemanto, Wasty. 1983.
Psikologi Pendidikan. Malang: PT. Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar