Laman

Translate

Minggu, 13 Januari 2013

Makalah Psikologi Pendidikan

HAKIKAT PERBUATAN BELAJAR BAGI SISWA
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu Dra. Hj.Nurwahyumiani,M.A





Di sususn oleh:
Lilik Dian Novitasari
Npm: 11144600069
A2-11


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2012


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Psikologi Pendidikan yang bertemakan “Belajar”  dan penulis memilih Judul “Hakikat Perbuatan Belajar pada Siswa” sebagai bahan bacaan untuk pembaca agar dapat memahami tentang ruang lingkup belajar dan seisinya bagi anak. Fenomena yang terjadi saat ini adalah semakin meningkatnya ilmu pegetahuan baik dibidang tekhnologi maupun informasi sehingga menuntut agar generasi yang selanjutnya tidak akan tertinggal dan mampu bersaing dengan kemampuan yang dimiliki. Fenomena tersebut juga menuntut agar guru dan orang tua harus berperan aktif dalam mencapai tujuan pendidikan bagi anak sebagai generasi penerus. Namun meskipun demikian, belajar tidak hanya untuk mengejar peningkatan di zaman globalisasi semata, tetapi belajar adalah sebagai tujuan pendidikan yang seutuhnya sebagai dasar dan acuan utuk kehidupan yang lebih baik.

Oleh karena itu, makalah ini disusun agar pembaca dapat mengambil hikmah dan memetik informasi yang baik sehingga dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari- hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalugus menjadi acuan sebagai bahan untuk informasi yang baik.


Yogyakarta, 28 Desember 2011


Penulis








ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................     i
Kata Pengantar .................................................................................    ii
Daftar Isi ............................................................................................    iii
BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah .............................................................     1
B.    Rumusan Masalah .....................................................................       1
C.    Tujuan ........................................................................................         1
BAB II
INTI
A.    Pengertian belajar ......................................................................       2
B.    Jenis- jenis perbuatan belajar ....................................................      3
C.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pebuatan belajar ...............     4
D.    Karakteristik belajar anak SD ....................................................      5
E.    Minat belajar pada siswa ...........................................................       6
F.    Ciri-ciri siswa berminat dalam belajar ........................................      7
G.   Dampak siswa yang kurang berminat dalam belajar................      7
H.    Karakteristik anak yang kesulitan dalam belajar .......................     7
I.      Pemecahan kesulitan belajar ....................................................         8                        
BAB III
Penutup
A.    Kesimpulan ...............................................................................        9
B.    Saran ........................................................................................         9

Daftar Pustaka





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap penyelenggaraan jenjang pendidikan. Pernyataan tersebut berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami anak, baik ketika di dalam sekolah maupun di lingkungan keluarga. Oleh karena itu pemahaman mengenai segala aspek belajar harus mutlak dipahami oleh para pendidik khususnya guru sehingga akan memperkecil akan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik atau anak.
Dalam makalah ini akan membahas tentang belajar yang sesuai agar pendidikan yang sejak kecil ditanamkan dapat menjadi hasil dalam proses pencapaian pendidikan dan membuahkan generasi yang patut untuk dibanggakan. Belajar merupakan faktor yang paling mendasar untuk kehidupan manusia, karena tanpa belajar manusia tak akan bisa apa-apa. Semua orang pasti mengalami fase belajar baik dalam sekolah maupun dalam keluarga atau lingkungan sehingga dari belajar tersebut dapat mempengaruhi seseorang tersebut meskipun sekecil apapun.

B.     Rumusan Masalah
1.     Apakah definisi belajar?
2.     Faktor- faktor apa sajakah yang mempengaruhi belajar?
3.     Apa sajakah jenis-jenis belajar?
4.     Bagaimanakah karakteristik belajar anak sekolah dasar?
5.     Bagaimanakah minat belajar siswa?
6.     Faktor-faktor apa yang menyebabkan kesulitan belajar?

C.    Tujuan
1.     Agar calon pendidik dapat mengerti tentang proses pencapaian belajar.
2.     Pendidik dapat memahami tentang arti belajar.
3.     Meminimalisisr akan terjadinya kekeliruan dan kesalahan persepsi terhadap peserta didik.
4.     Untuk meningkatkan mutu dari hasil pembelajaran yag dicapai peserta didik.



1
BAB II
INTI
A.    Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan untuk mengubah perilaku dari tidak tahu menjadi tahu.  Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang diajarkan oleh guru. Sedangkan menurut Skinner (1985) berpedapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tigkah laku yang berlangsung secara progresif. Sehingga ia percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforcer). Menurut Hintzman dalam bukuya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yag dapat mempengaruhi tigkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme lain.  ( Psikologi Pendidikan hal: 90)
Proses belajar adalah proses individu mengubah tigkah lakunya dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Hal ini mengandung arti bahwa individu akan mengalami kegiatan belajar apabila ia menghadapi situasi kebutuhan. Namun tidak semua kebutuhan harus mengalami proses belajar seperti halnya kebutuhan yang dipenuhi dengan refleks misal bayi akan menangis secara reflek apabila ia merasa lapar. Menangis merupakan insting yang sudah ada sejak lahir sebagai respons terhadap adanya kebutuhan lapar. Dalam kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan cara refleks atau kebiasaan maka individu tersebut harus memenuhi kebutuhannya melalui proses belajar agar memperoleh tingkah laku yang baru. Misalnya seorang pelajar harus mempelajari sebuah informasi yang diperlukan untuk menjawab suatu pertanyaan yang ditulis menggunakan bahasa Inggris. Pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab menggunakan refleks atau kebiasaan, sehingga ia harus melakukan proses belajar terlebih dahulu agar dapat menjawab pertanyaan yang disediakan. Jadi, proses belajar akan terjadi apabila individu menghadapi situasi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi denga instinck atau kebiasaan. Adanya kebutuhan akan mendorong individu untuk mengkaji tingkah laku yang ada dalam dirinya, apakah dapat memenuhi kebutuhan atau tidak. Apabila tidak maka ia harus memperoleh tingkah laku yang baru dengan proses belajar. (Kapita Selekta Kependidikan SD Hal: 8.10)
Contoh perbuatan belajar yakni: seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya, lalu ia mencoba memainkan mobil-mobilan tersebut dengan cara memutar kuncinya dan meletakkannya pada suatu
2
3
permukaan atau dataran. Perilaku “memutar” dan “ meletakkan” tersebut merupakan respons atau reaksi atas rangsangan yang timbul pada mainan tersebut.

B.    Jenis- jenis Perbuatan Belajar
Dalam proses belajar dikenal dengan adanya perbedaan baik dalam aspek materi dan metode maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Jenis-jenis perbuatan belajar dalam pendidikan terjadi karena adanya kebutuhan hidup manusia yang bermacam-macam pula. Berikut macam macam jenis belajar:
1.     Belajar Abstrak
Belajar abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak dengan tujuan memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata. Misalnya belajar matematika, kimia, kosmografiastronomi dll.
2.     Belajar Keterampilan
Adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot dengan tujuan agar dapat menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Misalnya belajar olahraga, musik, menari, melukis dll.
3.     Belajar Sosial
Yakni pada dasarnya adalah belajar memahami masalah-masalah dan tekhnik untu memecahkan masalah tersebut dengan tujuan untuk menguasai pemahaman kecakapan dalam memecahkan masalah- masalah sosial seperti keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok dan masalah yang bersifat kemasyarakatan.
4.     Belajar Pemecahan masalah
Yakni pelajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis,teratur, dan teliti dengan tujuan memperoleh kemampuan kognitif utuk memecahkan masalah secara rasional,lugas dan tuntas.
5.     Belajar Rasional
Yakni belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional (sesuai akal sehat) degan tujuan memperoleh anekaragam kecakapan menggunakan prinsip dan konsep-konsep.
6.     Belajar Kebiasaan
Yakni proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan lama dengan tujuan agar memperoleh sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif.
7.     Belajar Apresiasi
Yakni belajar mempertimbangkan arti penting nilai suatu objek dengan tujuan agar memperoleh dan mengembangkan ranah rasa

4
dan menghargai secara tepat, misalnya apresiasi siswa dalam hal seni baca tulis.
8.     Belajar Pengetahuan
Yakni belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu dengan tujuan agar siswa memperoleh atau menambah informasi yang biasaya lebih rumit dengan menggunakan kiat khusus dalam mempelajarinya. Misal dengan menggunakan alat laboratorium dan alat lapangan. (Psikologi Pendidikan hal: 124)

C.    Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perbuatan Belajar
1.     Faktor Internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi:
a.     Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis yaitu mencakup aspek jasmani seseorang. Kondisi jasmani yang sehat dan bugar dapat mempengaruhi semangat dan intensitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran. Sehingga agar jasmani siswa tetap bugar, siswa sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi. Kondisi organ siswa seperti tingkat kesehatan indera juga akan sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi.
b.     Aspek Psikologis
Aspek Psikologis siswa dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pemerolehan pembelajaran siswa, namun diantara faktor-faktor rokhaniah pada umumnya yang dipandang lebih esensial dari siswa meliputi: intelegensi siwa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motibasi siswa.
2.     Faktor Eksternal
a.     Lingkugan Sosial
Lingkungan sosial seperti sekolah, guru, tema-teman dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman permainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Lingkungan sekitar yang berkondisikan masyarakat kumuh dan banyak geladangan akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa karena ia akan sulit menemukan teman teman belajar dan berdiskusi atau meminjam alat-alat tertentu.
b.     Ligkungan Non Sosial
Yang termasuk lingkungan non-sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, tempat tingal siswa dan letaknya, alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.
5
Misalnya kondisi rumah yang sempit dan berantakan akan membuat siswa tersebut malas dalam belajar karena ketersediaan tempat belajar yang kurang nyaman.


D.    Karakteristik Belajar Anak Sekolah Dasar
1.     Bentuk Dasar Belajar
a.     Generalisasi adalah suatu proses pemberian respons terhadap sesuatu rangsangan yang memiliki kesamaan dengan rangsangan yang pernah dipelajari.
b.     Diskriminatif yakni suatu proses mengenal perbedaan antar satu dengan yang lainnya yang memiliki kesamaan.
c.     Pembentukan yakni suatu proses secara bertahap dalam pembentukan perilaku yang dikehendaki, misalnya pada awal masuk sekolah,anak belum mengetahui perilaku apa yang harus mereka lakukan. Secara bertahap melalui petunjuk guru, peniruan kepada kawan-kawannya, sehigga anak memahami apa yang harus dilakukannya.
d.     Penghapusan  yaknihilangnya secara bertahap suatu respons yang tidak sesuai dengan suatu rangsangan.
2.     Dari Konkret ke Abstrak
Pada kelas awal (usia 4-7 tahun) anak SD belajar dengan cara berpikir intuitif, yaitu cara berpikir yang ditandai dengan persepsi dan pengamatan bukan karena kegiatan mental. Anak akan menyatakan apa yang ia tahu atau apa yang ia amati bukan logika yang sebenarnya. Saat (uisa 7-11 tahun) cara belajar  didasari oleh pengembangan berpikir yang bersifat konkret operasional, artinya anak mampu melakukan proses berpikir pada taraf konkret. Konsep-konsep yang dipelajari anak hendaknya disertai dengan hal-hal yang bersifat konkret melalui contoh.
3.     Dari Keseluruha Ke Bagian-bagian
Yaitu pengenaan anak dengan proses yang dimulai dari pengenalan keseluruhan menuju kepengealan bagian-bagian. Dikelas rendah hal-hal yang dipelajari anak adalah hal-hal yang secara keseluruha sehingga pembagian menurut mata pelajaran yang terpisah antara satu dengan yang lainnya belum tepat dilaknsanakan. Kemudian di kelas selanjutnya baru secara bertahap diadakan pembagian mata pelajaran secara terpisah, tetapi masih harus ada keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
4.     Dari Sederhana Ke Kompleks
Karakteristik anak sekolah dasar dimulai dari hal-hal yang sederhana, kemudian berkembang ke hal-hal yang lebih kompleks. Pada kelas awal siswa belajar tentang materi dan cara pengajaran yang sederhana kemudian dikembangkan ke tahap-tahap yang lebih kompleks.
6
5.     Lingkungan yang Makin Meluas
Masuknya anak ke sekolah menjadikan mereka mendapati lingkungan baru yang sebelumnya hanya berada dalam lingkungan keluarga. Saat mulai masuk mereka saling mengenal teman sebayanya, guru dll, sehingga mendapati pembelajaran dari lingkungan.

6.     Belajar dan Bermain
Bermain merupakan salah satu sisi kehidupan anak secara keseluruhan. Bermain memberikan kesenangan bagi anak, oleh karena itu anak akan memperoleh kemajuan dalam proses pengembangannya melalui bermain. Dalam bermain anak akan belajar aturan, belajar bergaul, dan mengembangkan kreatifitas. Sehingga proses pembelajaran disekolah harus disertai dengan permainan yang menyenangkan. Sehingga anak tidak mengalami kejenuhan, dan bersemangat dalam belajar. (Kapita Selekta Kependidikan SD)

E.    Minat Belajar pada Siswa
Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat. Menurut Hilgard (1977 :19) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan. Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan. Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip, psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.


7
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini adalah suatu kemampuan umum yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan belajar.

F.    Ciri-ciri Siswa Berminat dalam Belajar
Menurut Slameto (2003 :58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.     Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
2.     Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3.     Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
4.     Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
5.     Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.

G.   Dampak Siswa yang Kurang Berminat dalam Belajar
Berdasarkan hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar.  kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru. (Slameto, 1995). Guru dapat menjadi penyebab kesulitan belajar apabila guru tidak memenuhi syarat sebagai seorang pendidik. (Ladjid, 2005 : 114) Misal jika seorang siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka perhatian pada mata pelajaran yang sedang diajarkan biasanya dia malas untuk mengerjakannya. Demikian juga dengan siswa yang tidak menaruh perhatian yang pada mata pelajaran yang diajarkan, maka sukarlah diharapkan siswa tersebut dapat belajar dengan baik. Hal ini tentu mempengaruhi hasil belajarnya sehingga siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar.  (Kartono, 1995)

H.    Karakteristik anak yang kesulitan dalam belajar adalah :
1.     Hiperaktif
2.     Gangguan perseptual motor
3.     Labilitas emosional
4.     Kurang adanya miat dalam belajar
5.      Kekurangan koordinasi umum
6.     Gangguan perhatian (distrachibility)
7.      Impulsivitas
8.     Gangguan memori dan berfikir
9.     Gangguan bicara dan pendengaran

8
10.  Problema akademik khusus
11. Adanya tanda-tanda gangguan neurologis yang samar-samar (equivocal neurological signs)

I.      Pemecahan Kesulitan Belajar
Banyak alternatif yang dapat digunakan guru dalam mengatasi kesulitan dalam belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru diharapkan melakukan beberapa langkah penting yaitu:
1.     Menganalisis hasil diagnosis, yaki menelaah bagian- bagian masalah dan hubungan atarbagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
2.     Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan.
3.     Menyusu program perbaikan, khususnya program remedial teaching (pengajaran perbaikan).
4.     Melaksanakan program perbaikan. (Psikologi Pendidikan hal:176)
















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Hakikat proses belajar bertitik tolak dari suatu konsep bahwa merupakan perubahan perbuatan melalui aktivitas fisik,praktik dan pengalaman. Dua faktor utama yang menentukan proses belajar adalah hereditas dan lingkungan. Hereditas adalah pembawaan sejak lahir seperti bakat, minat, abilitas dan intelegensi. Sedangkan faktor lingkungan yaang paling berpengaruh adalah orang dewasa sebagai unsur manusia yang menciptakan lingkungan, yakni guru dan orangtua.

B.    Saran
Sebagai orang dewasa kita harus memperhatikan  dan memahami kebutuhan belajar anak. Sehingga anak dapat mencapai kebutuhan yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan baik.
















9
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik ,Oemar.2007. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

H.M.Surya.dkk.2008. Kapita Selekta Kependidikan SD.Jakarta: Universitas Terbuka

Syah, Muhibbin.2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Asrori Mohammad, 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima

Soemanto, Wasty. 1983. Psikologi Pendidikan. Malang: PT. Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar